Mengenal Tungau Merah (Tetranycus bimaculatus) pada Ubi kayu
Indonesia adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah Nigeria, Brazil, dan Thailand. Namun, pasar ubi kayu di dunia dikuasai oleh thailand dan Vietnam (Anonim, 2010). Di Indonesia tidak banyak OPT yang merusak ubi kayu yang dapat dinilai secara ekonomis penting, namun, ada beberapa OPT yang bisa merusak tanaman ubi kayu, hama penting bagi Ubi kayu adalah tungau daun merah dan kumbang
Tungau merah (Tetranycus bimaculatus) adalah hama utama ubi kayu, hama ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun, tetapi petani hanya mengganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan, kehilangan hasil berbeda antara varietas yang toleran dan peka, kehilangan hasil dapat mencapai 73 %, tetapi varietas yang toleran hanya sekitar 15 % (Byre et al. 1982, Saleh et al.2009). Bioekologi Tungau Merah meliputi: 1. Telur; Telur berbentuk bulat, berwarna kekuning-kuningan jernih, produksi telur tiap hari menghasilkan 10 butir, telur menetas dalam waktu 4-7 hari.2. Larva; Larva muda bertungkai 3 pasang, sedangkan larva dewasa tungkainya terdiri dari 4 pasang, tungkai dan mulutnya berwarna putih. 3. Imago; Pada tungau dewasa berbentuk oval , dan berwarna merah, tungau aktif pada siang hari dan menyukai tinggal di permukaan bawah daun yakni terlihat seperti ada tepung putih yang merupakan bekas telur dan kulit tungau.Gejala Serangan; Daun yang terserang terlihat bintik-bintik berwarna kekuning kuningan pada pangkal daun sepanjang tulang daun, bintik-bintik ini kemudian bersatu hingga membentuk warna karat pada daun tanaman yang diserang, apabila serangan yang berat menyebabkan daun menjadi kering dan terjadi kerontokan seluruh daun, pucuk-pucuk yang terserang pertumbuhannya menjadi terhambat, mengalami kekerdilan dan salah bentuk. Pengendalian; (a). Sebaiknya ubi kayu ditanam dilahan pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan tungau dengan tenggang waktu maksimum 2 bulan, varietas ubi kayu unggul yang biasa ditanam antara lain Adira 1,Adira 2, Adira 4, Darul Hidayah, Malang 1, Malang 2, Malang-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5. (b). sanitasi kebun setelah panen, sisa-sisa tanaman dibersihkan kemudian dibakar. (c). Pengolahan tanah secara sempurna. (d). Pergiliran tanaman dengan palawija atau tanaman lainnya. (e). Penggunaan varietas agak tahan (Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1,dan Malang-4) dan varietas agak peka yaitu (Darul Hidayah, Malang-6, UJ-3). Cara Biologi; dengan memanfaatkan beberapa pemangsa yang berfungsi untuk mengendalikan tungau merah antara lain dari famili Coccinellidae (Stethorus sp.), Staphylinidae (Oligota minuta), Cecidomyiidae, Thysanoptera, Phytoseidae (Typhlodromus limonicus, T. Rapax) dan Anthocoridae (Orius insidous dan O. minuta), Cara mekanis; dengan cara penyemprotan air beberapa kali agar tungau larut tercuci bersama air.
(Sumber data: http://reginarawe.blogspot.com/2012/02/hama-tungau-merah.html , tulisan keaflet pengenalan dan pengendalian Tungau merah tetranychus bimacukatus H) Direktorat Perlindungan tanaman pangan, kementrian pertanian 2010)
(Sumber data: http://reginarawe.blogspot.com/2012/02/hama-tungau-merah.html , tulisan keaflet pengenalan dan pengendalian Tungau merah tetranychus bimacukatus H) Direktorat Perlindungan tanaman pangan, kementrian pertanian 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar