Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan konsep yang dianjurkan untuk mengamankan produksi pangan dan hortikultura dari serangan OPT. Konsep PHT didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efesiensi dalam rangkaian pengelolaan agroeksistem yang berwawasan lingkungan, pengendalian secara biologi melalui pemanfaatan agens hayati, merupakan salah satu komponen PHT yang perlu terus dikembangakan. Salah satu agens antagonis yang telah banyak dikembangan dan dimanfaatkan untuk pengendalian penyakit tular tanah (soil born) adalah dari golongan cendawan.
Trichoderma spp merupakan salah satu agens antagonis golongan cendawan (Moniliales, Moniliaceae), bersifat saprofit baik di tanah maupun di kayu yang sudah lapuk. Koloni cendawan Trichoderma spp pada awal pembiakan berwarna putih dan selanjutnya berwarna hijau tua. Cendawan ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan pesat sehingga mempunyai daya kompetisi ruang yang baik dan efektif dalam menekan pertumbuhan cendawan lainnya. Misalnya T.harzianum dan T.hamatum efektif menekan penyakit hawar pelepah Rhizoctonia solani dan Sclerotium rolfsii dengan mengeluarkan enzim glukanase dan kitinase, menyebabkan lisis pada sel hifa patogen yang menjadi inangnya. Trichoderma spp telah banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tular tanah (soil born) pada beberapa komoditi hortikultura misalnya penyakit layu fusarium (Fusarium oxyporum), hawar pelepah (Rhizoctonia solani), Phytophthora spp dan Sclerotium rolfsii. Untuk memperbanyak Trichordema spp dapat menggunakan beberapa media alternatif yang mudah diperoleh dan murah harganya.
Aplikasi : (1)Cendawan Trichoderma spp sebanyak 5 gram dimasukan ke dalam kantong bibit persemaian, 3 hari sebelum penanaman benih atau bersamaan dengan penanaman benih, (2)Untuk pengendalian Phytophthora spp aplikasi Trichoderma spp dengan dosis 100 gram/liter air (media beras) ditambah dengan perekat, (3)Untuk pengendalian Penyakit Layu Fusarium oxyforum gunakan media yang mengandung pupuk kandang + Trichoderma spp yang disebarkan merata di atas permukaan bedengan, disaat tanah relatif rembab dan sebaiknya diberikan setelah penyiangan pertama(ft)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar