bptp --- selamat menjalankan ibadah Puasa 1433 H --Pertemuan ke-3 SLPHT Padi di Kelompok Tani Belik yang terletak di daerah Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon--- bptp -- Blog BPTPH Jawa Barat- bptph -- bptphjabar--bptph-jabar-- POPT-THL POPT- Hama Penyakit -- OPT dan DPI-pestisida nabati -- agens hayati -- pengendalian ramah lingkungan -- pelatihan teknis perlindungan tanaman pangan (petani pemandu)APBN T.A 2012 -- instalasi PPOPT -- Lab PHP -- lab OPT -- alumni SLPHT -- POPT berprestasi --bagaimana mengendalikan OPT -- biopestida -- insektisida --pestisida -- varietas tahan -- budidaya tanaman sehat -- petani ahli pht -- pengamatan rutin -- Berita langsung dari lapangan ---- POPT bersama kelompok tani melaksanakan gerakan pengendalian di 14 kecamatan kab. karawang tanggal 14 15 dan 16 Mei 2012 kegiatan ini berupaya menurunkan luas serangan penggerek batang padi --- Dialog interaktif dalam Peningkatan Kapasitas penyuluhan Dalam Mendukung Program Peningkatan Produksi beras Nasional (P2BN) bersama wamentan dan Gubernur Jawa Barat Lokasi di desa Cikopo kab.Purwakarta --- SPOT STOP adalah pengendalian serangan OPT melalui preemtif dan responsif ---- POPT terus melaksanakan gerakan pengendalian pada lokasi lokasi daerah endemis OPT -- POPT bersama Regu Pengendali Hama di petani lakukan aplikasi insektisida di kab, Karawang -- tim fungsional BPTPH prov Jawa Barat sebanyak 9 orang lakukan surveylans di jalur pantura upaya mendapatkan data lengkap situasi OPT dan DPI guna rekomendasi MT 2012

Rabu, 25 April 2012

Perbanyakan dan Aplikasi Bakteri Antagonis Corynebacterium sp. pada Tanaman Padi
Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB/Kresek/BLB) merupakan salah satu OPT utama padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Gejala umum dari penyakit tersebut dibedakan menjadi tiga macam yaitu gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman yang rentan, gejala hawar, dan gejala daun kuning pucat. Dampak dari penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi petani baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga diperlukan upaya penanggulangan yang sifatnya ramah lingkungan, mudah, dan relatif ekonomis sehingga dapat dikembangkan sendiri oleh petani.
(Foto kiri : Petugas Instalasi PPOPT wil Bandung membuat stater bakteri corine untuk dibagikan kekelompok-kelompok tani)
      Bakteri Conynebacterium sp. adalah salah satu Agens Hayati yang kini tengah dikembangkan dan disosialisasikan kepada para petugas lingkup pertanian dan masyarakat petani, mengingat dari pemanfaatan cara kerja bakteri ini adalah dapat mengendalikan penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB/kresek/BLB) pada tanaman padi.
Cara Aplikasi: (a)Perlakuan benih perendaman selama kurang lebih 15 menit (b)Pada persemaian: 10-20 HSS (c)Pada pertanamna padi umur 14, 28, dan 42 HST (d)Aplikasi dapat dicampur dengan perekat baik perekat buatan sendiri seperti kanji/aci maupun perekat buatan pabrik kimia (e)Hindari aplikasi pestisida kimia
Dosis Aplikasi: (a)Penggunaan larutan Conybacterium sp. 5-10 cc/liter (b)Untuk pengendalian atau aplikasi di lapangan menggunakan dosis 2,5 liter/ha dengan volume semprot 500-600 liter.
Waktu Aplikasi: (a)Dilakukan pada sore hari, mulai pukul 15.00 (b)Hindari aplikasi pada siang hari untuk mencegah pengaruh sinar matahari langsung.
Kebutuhan Corynebacterium per Ha tanaman padi (1)Perendaman benih 25 Kg memerlukan air kurang lebih 25 liter air; 25 liter x 5 ml = 125 ml =0,125 liter (2)Persemaian; 1x, 500m/10.000m x 2.500ml = 125 m =0,125 liter  (3)Pertanaman; 3 x 2,5 liter = 7,5 liter. Jadi jumlah kebutuhan 8 liter (4)Hasil perbanyakan Corynebacterium sp. dalam satu kali proses perbanyakan 20lt, maka areal tanaman yang dapat dikendalikan seluas 2,5 ha.

Tidak ada komentar: